1. HILANGKAN PERILAKU DAN KEPERCAYAAN YANG MEMICUNYA
Banyak dari kita yang mengalami "sakit bicara" karena pola – pola pemikiran yang "tidak terjamin" dan "tidak bisa dibenarkan".
Contoh :
• "Berbicara itu berbahaya untuk diri Saya"
• "Saya sudah pernah gagal sebelumnya. Saya sangat mungkin akan gagal lagi"
• "Survey menunjukkan bahwa 'takut bicara' adalah ketakutan nomor 1 di mana – mana di seluruh dunia. Maka, ia juga menjadi ketakutan nomor 1 Saya"
• "Audience berbahaya untuk Saya."
• "Saya akan terlihat bodoh. Gengsi dong."
• "Dari pada malu, mending nggak usah saja."
• "Saya tidak memadai secara fisik. Saya juga tidak se – alamiah yang dipersyaratkan untuk menjadi pembicara. Bakat dan 'penampakan' Saya tidak memungkinkan untuk itu"
• "Saya mungkin akan melakukan kesalahan. Saya bakal tidak kuat menanggungnya"
• "Tantowi Yahya, Michael Jackson, Ronald Reagen, Dale Carnegie pun mengakuinya. Apalagi Saya"
MOHON MAAF, KITA SALAH DALAM HAL INI.
Abraham Lincoln mengatakan : "You are what you think" Ubah pola pikir Kita menjadi lebih positif.
2. LATIHAN, LATIHAN DAN LATIHAN
Dengan terus berlatih, Kita akan makin berjaya. Kita boleh melihat orang belajar berenang atau naik sepeda sampai bisa. Tanpa melakukannya, bisakah Kita seperti mereka ? Ambil setiap kesempatan untuk bicara. Apa yang perlu Kita ingat hanya sederhana yaitu bicara yang baik atau diam.
3. FOKUS PADA WAJAH – WAJAH RAMAH
Jika Kita berdiri di muka dan mulai bicara, fokuslah pada wajah – wajah yang Kita kenal atau menunjukkan keramahan dan ketulusan. Kita harus melakukan hal ini sampai Kita merasa nyaman, untuk kemudian berbagi pikiran dengan semua orang di dalam audience. Lakukan ini, setidaknya pada satu orang.
4. VISUALISASIKAN AUDIENCE DENGAN SESUATU YANG BISA MEMBUAT KITA SENANG
Percaya atau tidak, Winston Curchill menggunakan ini : Ia "melihat" audiencenya hanya mengenakan pakaian dalam. Buat orang Indonesia, cara itu mungkin kurang cocok karena justru bisa membuat Kita bertambah nervous karena persoalan moral dan etika.
Gunakan cara lain yang punya efek sama. Apa yang terbaik, ya lihat saja mereka apa adanya. Orang Indonesia sangat terkenal karena wajah ramahnya. Inilah poin Kita. Intinya, pahamilah bahwa audience adalah sama dengan Kita.
5. ALOKASIKAN 90 % SUMBER DAYA UNTUK BERENCANA
Seperti juga aktivitas lain, rencana yang baik dan matang sangat menentukan hasilnya.
Untuk itu, kerjakan semua PR ini :
* Audience analysis
* Riset topik
* Outline yang baik
* Pembukaan dan penutupan yang dikuasai.
6. "LIHATLAH" KESUKSESAN KITA
Jika Kita ingin sukses, Kita harus bisa "melihatnya" sekabur atau sesamar apapun ia. Bagaimanakah Kita bisa mencapai ujung jalan dalam kabut yang sangat tebal ? Lihatlah jalan Kita ! Majulah setapak demi setapak. Kita tidak melihat ujung jalan dengan bola mata saja. Kita juga tetap bisa melihatnya dengan radar pikiran dan keyakinan Kita. Kita tetap bisa "melihatnya" dengan pikiran Kita.
Putarlah film tentang kata – kata pembuka Kita, isi bicara Kita dan penutupannya. Di dalam film itu setiap orang dari audience tersenyum, nyaman mendengar dan puas dengan materi Kita.
Sulit melakukannya ? Lupakah Kita, bahwa Kita adalah sang sutradara !
7. LAGI – LAGI JADILAH "GUE BANGET"
Tidak perlu repot – repot. Jika Kita tidak bisu maka Kita telah berlatih bicara sepanjang hidup Kita. Benarkan ? Sejak Kita berusia 2 tahun ! Dan jika dalam latihan puluhan tahun itu, Kita tidak banyak berkata kotor, buruk atau kata dan ungkapan lain yang berbahaya maka tak ada bahayanya bicara untuk Kita.
Kita adalah teko yang mengeluarkan isinya. Jika "isi" Kita jernih maka yang keluar adalah jernih. Soal keluarnya belepotan dan muncrat kemana – mana, untuk tahap awal bukanlah masalah besar.
Audience Kita toh tidak terlalu memperhatikan struktur bicara Kita. Merekapun tidak akan terlalu memperhatikan kata – kata Kita. Mereka hanya perlu memahami pesan Kita. Itupun, hanya tiga poin saja.
Menjadi "gue banget" adalah menjadi satu – satunya. Dan jika Kita adalah satu – satunya maka Kita adalah pemimpin di depan audience Kita. Pemimpin adalah orang yang harus didengar bicaranya. Jika Kita mencoba meniru gaya orang lain, Kita hanya akan menjadi nomor dua.
8. DATANG LEBIH AWAL
Dalam sesi bicara apapun yang melibatkan Kita, sekalipun Kita hanya akan mendengar, datanglah lebih awal. Apalagi, jika Kita akan bicara. Datanglah lebih awal.
9. RELAKSASI
Ya. Kita punya banyak cara. Kita bisa berdoa, bisa merenung sejenak, bisa bermeditasi dan memikirkan hal positif. Apapun yang bisa membuat Kita lebih rileks.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar